AGEN
INFEKSI
DISUSUN
OLEH :
1. AURORA NEVADA
2.
FIKA
SAFITRI
3.
M. IKHSAN
RISNALDI
4. RIQA RIZKIANI
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang ” AGEN INFEKSI“ Dan juga kami berterima kasih pada Dr.Syahdiani
selaku dosen pengajar PATOLOGI UMUM. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat di masa yang akan datang. Mengingat
tidak ada suatu yang sempurna jika tidak ada kritikan dan saran bagi kami. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Banjarbaru,23
November 2016
Penyusun kelompok 5 Ganjil
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….3
C. Tujuan…………………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Infeksi………………………………………………………………….…4
B.
Pengertian Agen Infeksi…………………………………………………………..…..4
C. Cara Masuknya Agen Infeksi Penyebab Penyakit Ketubuh Manusia…….……….…5
D.
Agen Yang Dapat Menyebabkan Infeksi………………………………………..........5
E.
Proses
Infeksi………………………………………………………………………....7
F. Cara Masuknya Infeksi………………………………………………………….........7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..12
B. Saran…………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penelitian tentang penyakit infeksi merupakan bidang
kedokteran klinis khusus yang menangani diagnosis dan penatalaksanaan penyakit
yang secara langsung disebabkan oleh agen infeksi, baik agen yang didapatkan
dari lingkungan maupun agen yang ditularkan melalui organisme perantara
(vektor). Macam-macam agen infeksi tersebut sangat banyak, meliputi bakteri
(gram positif maupun gram negatif), virus, jamur, protozoa, cacing, dan bahkan
algae. Sel dan jaringan yang terpajan infeksi disebut hospes.
Hospes yang terpapar dan dihinggapi oleh agen infeksi
dapat berkembang menjadi penyakit klinis. Proses infeksi hingga dapat
menimbulkan manifestasi klinis tidak dapat dipisahkan dengan mekanisme sistem
imunitas hospes. Dengan demikian, penyakit infeksi biasanya merupakan akibat
dari interaksi antara agen infeksi yang relatif sangat virulen (faktor promotif
infeksi) dengan hospes normal yang utuh, atau antara agen infeksi yang kurang
virulen dengan hospes pada beberapa tingkat gangguan, baik sementara ataupun
permanen sehingga melemahkan faktor-faktor inhibitor infeksi. Hal tersebut
tentu sangat berkaitan dengan mekanisme pertahanan hospes..
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari infeksi?
2. Mengetahui pengertian agen infeksi?
3. Bagaimana cara masuknya agen infeksi penyakit ketubuh
manusia?
4. Mengetahui
penyebab infeksi ?
5. Bagaimana
proses masuk dan masuknya infeksi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari infeksi.
2. Mengtahui apa pengertian agen infeksi.
3. Mengetahui
cara masuknya agen infeksi penyakit ketubuh
manusia.
4.
Mengetahui penyebab infeksi.
5.
Mengetahui proses
masuk dan masuknya infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi
Secara umum
istilah Infeksi biasa kita definisikan sebagai suatu penyakit yang diakibatkan
karena tubuh kita telah kemasukan kuman atau virus, ini benar akan tetapi
pengertian infeksi yang lebih tepatnya adalah : suatu keadaan dimana adanya
suatu organisme pada jaringan tubuh yang disertai dengan gejala klinis baik itu
bersifat lokal maupun sistemik seperti demam atau panas sebagai suatu reaksi
tubuh terhadap organisme tersebut. Jika gejala demam tersebut bersifat
mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi jika demamnya secara
bertahap atau lambat, maka biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Secara Definisi,
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing (luar) terhadap
organisme inang (tubuh), dan bersifat pilang yaitu membahayakan inang.
Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sumberdaya (sarana) yang
dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri dan itu merugikan inang. Patogen
mengganggu fungsi normal inang berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan
organ tubuh, bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut
peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme
mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri,
parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang,
di mana salah satu pihak diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan, digolongkan
sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen
adalah cabang penyakit infeksi.
B. Pengertian Agen Infeksi
Agen pencetus infeksi terdiri atas
beberapa jenis dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam menimbulkan infeksi
progresif dan penyakit. Sebagai contoh, pada satu ujung spektrum, satu
mikroorganisme hidup mungkin cukup untuk menimbulkan penyakit (misal Richettsia
tsutsugamushi), sedangkan mikroba lain, sejuta organisme atau lebih mungkin
baru diperlukan untuk menimbulkan penyakit (misal Salmonella typhi). Hanya dua
sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit.
Pertama, agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan
memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu
mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang
cukup untuk pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus memiliki
kemampuan untuk menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama untuk
mencapai jumlah kritis yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan
penyakit. Setiap ada gangguan dari mekanisme pertahanan hospes jelas akan
membantu terjadinya proses infeksi.
C.
Cara
Masuknya Agen Infeksi Penyebab
Penyakit Ketubuh Manusia
Penyakit Menular adalah
penyakit yang dapat ditularkan, baik langsung melalui perantara, dari satu
orang ke orang lain. Menurut Epidemiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu
yang mempelajari tentang kesehatan dan penyakit, penyakit menularmerupakan
penyakit yang disebabkan oleh agen biologi penyebab penyakit, bukan disebabkan
oleh faktor kimia maupun fisik. Agen biologi atau mikroorganisme penyebab
penyakit menular dikelompokkan menjadi virus, ricketsia, bakteri, jamur,
protozoa, serta cacing. Cara penularan penyakit dari satu orang ke orang lain
melalui beberapa cara, antara lain media langsung dari orang ke orang, melalui
media udara atau pernapasan yang disebut dengan air borne desease, melalui
media air atau disebut juga dengan water related disease, maupun melalui media
perantara atau vektor yang disebut dengan vector borne desease. Penyebab penyakit menular tersebut dalam
ilmu kesehatan disebut sebagai agen infeksi.
D. Agen Yang Dapat Menyebabkan Infeksi
v Virus
Virus merupakan organisme yang
berukuran sangat kecil. Ukuran virus yang sangat kecil tidak bisa dilihat
dengan mikroskop biasa. Untuk dapat mengidentifikasi virus, maka diperlukan
mikroskop yang memiliki kapasitas pembesaran hingga 1.000.000 kali. Mikroskop
tersebut biasanya dikenal dengan mikroskop elektron. Jenis virus sangat banyak,
beberapa diantaranya dapat menyebabkan penyakit menular pada manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh virus, antara lain: influensa, selesma,
gondongan, cacar, penyakit lumpuh anak-anak, trachooma, demam berdarah,
penyakit anjing gila, flu burung, dan lain-lain.
v Ricketsia
Ricketsia merupakan benda-benda
hidup yang berukuran sangat kecil, tetapi tidak sekecil virus. Ukuran ricketsia
ini bisa dikatakan lebih besar daripada virus dan lebih kecil dari bakteri.
Untuk dapat melihat ricketsia maka diperluakan mikroskop elektron. Beberapa
penyakit pada manusia yang disebabkan oleh ricketsia antara lain: scrubtyphus,
shoptyphus, exanthematicus, dan lain-lain.
v Bakteri
Bekteri merupakan organisme yang
berukuran mikroskopis, tidak dapat dilihat oleh manusia, dan ukurannya lebih
besar daripada virus maupun ricketsia. Jika dilihat menggunakan mikroskop,
ukuran bakteri ini bisa dilihat dengan pembesaran hingga beratus-ratus kali.
Tubuh bakteri terdiri dari berbagai macam zat telur yang belum jelas
susunannya. Selain itu, tubuh bakteri juga tidak memiliki inti sel yang jelas
dan tidak mengandung klorofil atau zat hijau daun. Bakteri berkembang biak
dengan cara membalah diri. Beberapa diantara jenis bakteri dapat menimbulkan
penyakit pada manusia. Namun, tidak semua bakteri bisa menimbulkan penyakit
pada manusia, bahkan beberapa diantaranya banyak yang menguntungkan manusia.
Peran bakteri dalam ekosistem sangat besar. Beberapa jenis bakteri yang dapat
menimbulkan penyakit menular pada manusia antara lain, basil TBC,
basil lepra, basil dysentrie, basil tetanus, basil pes.
v Jamur Atau Cendawan
Jamur atau cendawan merupakan mahluk hidup dari golongan
tumbuhan yang tidak memiliki klorofil atau zat hijau daun. Daur hidup jamur ini
tergantuk pada mahluk hidup lain atau makanan yang sudah tersedia. Dilihat dari
jumlah selnya, cendawan ada yang bersel satu, misalnya ragi, dan ada pula yang
tersusun atas banyak sel yang saling terkait satu sama lain dan membentuk hifa.
Kumpulan dari beberapa hifa disebut dengan miselium. Jamur ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan manusia. Beberapa jenis jamur yang
menguntungkan manusia antara lain, Penicillium notatum,
dan Streptomyces gryseus. Jamur yang merugikan atau parasit dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Penyakit menular pada manusia yang
disebabkan oleh jamur antara lain, panu.
v Cacing
Cacing juga bisa
menyebabkan penyakit menular pada manusia. Beberapa jenis cacing yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia antara lain, cacing gelang, cacing
kremi, cacing pita, cacing tambang, dan sebagainya.
E.
Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien
tergantung pada tingkat infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan
pejamu.Didalam proses infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :
- Periode Inkubasi adalah interfal antara masuknya patogen dalam
tubuh dan munculnya gejala utama.
- Tahap Prodomal adalah interpal dari awitan tanda gejala non
spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai gejala yang spesifik selama
masa ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu
menularkan ke orang lain.
- Tahap Sakit adalah interpal saat klien memanifestasikan tanda dan
gejala yang lebih spesifik terhadap jenis infeksi.
- Tahap Pemulihan adalah interpal saat munculnya gejala akut infeksi
,lama penyembuhannyatergantung pada beratnya infeksi dan keadaan umum
kesehatan klien.
F. Cara Masuknya
Infeksi
1. Saluran Pernafasan (Inhalasi)
Penularan penyakit melalui saluran udara pernapasan. Oleh
karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa, pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama-kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu. Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinar-sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection).
karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa, pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama-kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu. Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinar-sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection).
2.
Saluran Pencernaan
Bibit
penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan atau minuman, alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan
pencernaan makanan
antara lain: typhus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan C,
penyakitpenyakit cacing,
keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam rongga mulut
bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang sudah dihinggapi
lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan berjangkitnya
penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak masak lebih dahulu pun
dapat merupakan bahaya bagi kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat saluran
makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.
toksoplasma, koksidia dsb.
3.
Kulit
Penyakit-penyakit
yang masuknya melalui kulit: malaria, pes, penyakit anjing gila,
tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe, syphilis dan
lain-lain. Tentang penyakitpenyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2
macam: Kontak (Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun
kontak tidak langsung melalui benda-benda yang
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
Kulit:
sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit yang ditularkan lewat
sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,kusta, framboesia (patek), tetanus.
4. Melalui
Hubungan Kelamin
Saluran
kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain jenis. Penyakit yang ditularkan lewat saluran kelamin:
sipilis, keputihan, infeksi gonokokal, AIDS (acquired Immune Deficiency
Syndrome).
5.
Melalui Plasenta
Melalui
plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta.
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
6.
Melalui Berbagai Jalur
Contohnya
adalah polio yang menular melalui mulut dan nafas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Infeksi adalah masuk dan
berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan. Pada
infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah.
Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi,
infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.
Agen pencetus
infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
menimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Hanya dua
sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit. Pertama,
agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan memperbanyak diri
di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu mendapatkan tekanan
oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk
menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama untuk mencapai jumlah
kritis yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit.
B.Saran
Setelah
mempelajari tentang infeksi dan agen infeksi ini kiranya
kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat
mengerti dan memahami tentang agen infeksi. Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan
lapang dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk
memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Fahat.asyah.(http://assyfaaththab.blogspot.co.id/2013/01/contoh-makalah-infeksi-mikroorganisme_12.html)
Diakses pada tanggal 23 november 2016.
Ø
Widianto.adhi.(http://herbal.tanijogonegoro.com/2013/08/penyakit-menular.html) Diakses pada tanggal 23 november
2016
Ø
(Ariansyah.novie http://www.smallcrab.com/kesehatan/608-agen-infeksi-penyakit-menular) Diakses pada tanggal 23 november
2016
Ø
(Ahmad_zuhdia http://wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/12/agen-agen-infeksi-bakteri-ricketsia-dan_7048).html Diakses pada tanggal 23 november
2016
Ø
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
Ø
Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola
Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan Rerata Lama Hari Perawatan dan
Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Penderita Pasca Bedah Rawat Inap di
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY Tahun 1999. Badan Litbang
Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2001
Ø
Schaffer, et al (2000) Pencegahan
Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.
Ø
Sjamsuhidayat & De Jong
(2004) Buku ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta.
Ø
Alimul, A. H. (2002). Riset
Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar