A. PENGERTIAN
Katarak merupakan salah satu
penyakit yang menyerang mata yangmerupakan salah satu jenis penyakit
mata tenang visus menurun perlahan. Penyakit Katarak adalah suatu penyakit yang terjadi
akibat rusaknya mata yang menyebabkan lensa mata menjadi berselaput serta
rabun, kekeruhan [opasitas] dari lensa yang tidak dapat menggambarkan obyek
dengan jelas di retina.Hal ini dapat kita ketahui dari mengeruhnya warna lensa
mata penderita katarak tersebut, dan akibatnya sinar atau cahaya tida kdapat
masuk untuk menembusnya. Penyakit katarak itu bervariasi bisa dimulai dari
keburaman yang sedikit, sampai dengan keburmaan yang terjadi secara keseluruhan
dikarenakan sinar terhambat, dan sesuai dengan usia si penderita itu
sendiri.Jika tidak diobati dengan cepat, penyakit katarak akan mengakibatkan
kebutaan total dikarenakan secara perlahan-lahan bisa menghilangkan
pernglihatan. Biasanya katarak terjadi pada salah satu sisi mata, akan tetapi
penyakit katarak yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama akan mengenai
ke 2 belah mata.
Kata
katarak berasal dari bahasa Latin,cataracta,atau dalam bahasaYunani, kataraktes, yang berarti terjun seperti air. Istilah
ini dipakai orangArab sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai
penglihatan yangseolah-olah terhalang oleh air terjun (
American
Academy Ophtalmology, Lensand Cataract. Basic and clinical Science Course,
Section,2006).Menurut Kadek dan Darmadi
(2007) katarak adalah kekeruhan lensamata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan padaretina . Katarak merupakan penyebab umum
kehilangan pandangan secara bertahap (Springhouse Co). Derajat
disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman . Intervensi diindikasikan jika
visus menurun sampai batas klien tidak dapat menerima perubahan danmerugikan atau mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu
visus 5/15). Katarak biasanya mempengaruhi kedua mata tetapi
masing-masing berkembangsecara independen .
perkecualian ,katarak traumatic bisanya unilateral dankatarak congenital
biasanya stasioner.Tindakan operasi
mengembalikan pandangan mata kurang lebih95% klien (Springhouse Co).
Tanpa pembedahan , katarak yang terjadi dapatmenyebabkan kehilangan pandangan
komplet. Katarak terbagi menjadi jenismenurut perkembangan (katarak congenital)
dan menurut proses degenerative( katarak primer dan katarak komplikata).
B. MACAM-MACAM
PENGERTIAN KATARAK
Katarak
adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat
proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital).
(brunner & suddarth .2001, keperawatan medikal bedah vol.3, EGC. Jakarta).
Katarak
adalah penurunan progresif kerjernihan lensa. Lensa menjadi keruh, atau
berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. (Elizabeth J.
corwin.2000, buku saku patofisiologi, EGC. Jakarta).
Katarak
adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri yang
berangsur-angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
(Barbara C. long. 1996, perawatan medikal bedah vol.2, Yayasan Alumni
Keperawatan. Bandung).
Katarak
adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam
kapsul lensa. (sidarta ilyas, 1998)
Katarak
adalah suatu bagian yang kabur dan keruh pada lensa mata, yang disebabkan oleh
menebalnya zat-zat protein di dalam lensa itu sendiri. (Clifford R. 1982.
Petunjuk Modern Kepada Kesehatan. IPH. Bandung)
Katarak
adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang
diproyeksi pada retina dan merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara
bertahap. (Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata/Indrian N. Istiqomah. Jakarta.
EGC. 2004)
Katarak
adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa beberapa abad yang lalu
apabila pengurangan visus diperkirakan oleh suatu tabir (layar) yang diturunkan
di dalam mata, agak seperti melihat air terjun. (Perawatan Mata. Vera H.
Darling, Margaret R. Thorpe).
Katarak
(pasca operasi) adalah terjadinya opasitas progresif pada lensa atau kapsul
lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih
dari 65 tahun. (Rencana Asuhan Keperawatan,M.E.Doenges. Jakarta.EGC.1999).
C. ETIOLOGI
1.
Ketuaan ( Katarak Senilis )
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif
atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada
usia 60 tahun keatas.
2.
Trauma
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut katarak traumatik.
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut katarak traumatik.
3.
Penyakit mata lain ( Uveitis )
4.
Penyakit sistemik ( Diabetes Mellitus )
5.
Defek kongenital
Salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi
virus prenatal seperti German measles atau rubella. Katarak kongenitalis bisa
merupakan penyakit keturunan ( diwariskan secara autosomal domonan ) atau bisa
disebabkan oleh :
- Infeksi congenital, seperti campak jerman ( german
measles )
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia (kadar gula yang meningkat).
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia (kadar gula yang meningkat).
Factor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :
- Penyakit metabolik yang diturunkan
- Riwayat katarak dalam keluarga
- Infeksi
virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan
D. JENIS KATARAK SEPERTI BERIKUT
a. Katarak
Kongenital
Katarak untuk jenis satu ini,
biasanya dialami oleh bayi atau balita dan anak-anak atau ada yang dari bawaan
lahir karena kesalahan oleh ibunya ketika mengandung. Katarak jenis ini dapat
ditangani dengan melakukan operasi atau pembedahan dengan cara Disisio atau
ekstraksi linear dan ekstrasi dengan fakoemulasifikasi untuk mencegah
ambnliopia eksnopsia. Setelah melakukan operasi ini seseorang akan membutuhkan
koreksi untuk kelainan refraksi mata yang menjadi afakia.
b. Katarak
Traumatik
Untuk
menjelaskan jenis katarak yang satu ini, anda diharapkan mengenal bagaimana
bentuk katarak Traumatik, diantaranya :
a. Bentuk pupil pada lensa yang
diakibatkan dari trauma tumpul yang berbentuk vossious ring yakni lingkaran
yang membentuk granula cokelat kemerah-merahan yang berasal dari pigmen iris
dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Secara normal ia menjadi padat sesudah
trauma.
b. Pada
katarak jenis ini katarak akan membentuk seperti roset, setelah beberapa minggu
kejadian trauma. Trauma yang tumpul dapat mengakibatkan perubahan terhadap
susunan serat-serat lensa dan susunan sistem suture yakni tempat pertemuan
serat lensa sehingga terjadi pembentukan roset, roset sendiri ada yang bersifat
sementara dan ada yang bersifat tetap.
c. Katarak traumata desiminata
subepitel (ditemukan oleh Vogt) membentuk akibat keruhan yang bercak-bercak dan
letaknya di bawah lapisan epitel lensa di bagian depan. Kekeruhan ini terkadang
ada yang bersifat tetap dan tidak progresif.
d. Katarak Zonular dan lamelar.
Pada katarak jenis ini lebih banyak ditemukan pada mereka yang usia muda yang
sesudah trauma. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pada meabilitas kapsul
lensa yang mengakibatkan degenerasi lapisan kortek supersial. Trauma tumpul
dapat disebabkan karena memar atau terbentur benda keras yang mengenai mata
yang kemudian menjadi afakia.
Katarak akibat
trauma tembus dapat dalam bentuk : Laserisasi yaitu robekan pada kapsul lensa.
Bila kapsul robek dan isi lensa bercampur dengan cairan aqueous dapat timbul
katarak total.
c. Katarak Sekunder
a. Gejala
Subyektif : Dapat menyebabkan kemunduran tajam akan penglihatan
b. Gejala Obyektif : Akan terlihat
menebal pada bagian kapsul anterior, kapsula posterior, masa lensa, cincin
soemmering dan elschnig pearl. Cincin soemmering terjadi akibat kapsul anterior
yang pecah dan bergerak ke arah pinggir dan melekat pada kapsul posterior
meninggalkan daerah yang jernih di tengah, membentuk gambaran cincin. Pada
pinggir cincin ini tertimbun serabut lensa dan epitel yang berproliferasi.
Elschnig pearl adalah epitel subkapsuler yang berproliferasi dan membesar
sehingga tampak sebagai busa sabun. Elschnig pearl ini mungkin akan
menghilangkan dalam beberapa tahun oleh karena pecah dindingnya.
c. Afakia merupakan keadaan dimana
lensa telah dikeluarkan dan akan timbul gejala mata yang tidak memiliki lensa
lagi atau afakia, seperti Iris tremulan atau iris bergoyang, Bilik mata dalam,
Hipermetropia tinggi dan biasanya sampai +10,00 sampai dengan +12,00 Dioptri.
Untuk membaca dekat diperlukan tambahan lensa +3,00 Dioptri.
d. Lensa Intra Okuler adalah pada
saat bedah katarak dilakukan penanaman lensa intraokular untuk afakia yang
terjadi. Koreksi untuk mata afakia dapat memberikan beberapa keuntungan dan
kerugian.
e. Retinopati adalah suatu
kelainan pada retina yang bukan merupakan peradangan. Retinopati dapat
disebabkan diabetes melitus, hipertensi dan leukemia, arteriosklerosis dan
proses degenerasi lain.
d. Katarak Insipien
adalah katarak
berupa bercak-bercak seperti baji dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya.
Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini
mula-mulanya tampak bila pupil dilebarkan sedangkan pada stadium lanjut puncak
baji dapat tampak pada pupil normal. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia
oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.
e. Katarak Imatur
adalah
kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa, sehingga masih ditemukan
bagian-bagian yang jernih. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks
hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan
miopisasi. Pencembungan lensa ini akan menyebabkan bilik depan mata akan
menjadi lebih dangkal dan dapat memberikan penyulit glaukoma. Hal ini disebut
katarak intumesen.
f. Katarak matur
adalah kekeruhan
yang telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini biasanya terjadi akibat
deposisi ion Ca yang menyeluruh.
g. Katarak Hipermatur
adalah katarak
yang terjadi akibat korteks yang mencair sehingga masa lensa ini dapat keluar
melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus “tenggelam” kearah
bawah (jam 6)(katarak morgagni). Lensa akan mengeriput. Akibat masa lensa yang
keluar kedalam bilik mata depan maka dapat timbul penyulit berupa uveitis
fakotoksik atau galukoma fakolitik.
Perbedaan stadium katarak senile
Insipien
|
Imatur
|
Matur
|
Hipermatur
|
|
Kekeruhan
|
Ringan
|
Sebagian
|
Seluruh
|
Masif
|
Cairan lensa
|
Normal
|
Bertambah
|
Normal
|
Berkurang
|
Iris
|
Normal
|
Terdorong
|
Normal
|
Tremulans ( )
|
Bilik mata depan
|
Normal
|
Dangkal
|
Normal
|
Dalam
|
Sudut bilik mata
|
Normal
|
Sempit
|
Normal
|
Terbuka
|
Shadow test
|
Negatif
|
Positif
|
Negatif
|
Pseudo positif
|
Penyulit
|
-
|
Glaukoma
|
-
|
Uveitis, glaukoma
|
z Katarak
congenital
Katarak
kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan terjadi
akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Katarak kongenital yang
terjagi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi lahir
sampai usia 1 tahun. Katarak ini terjadi karena gangguan metabolisme
serat-serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat gangguan metabolisme
jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam kandungan. Pada bayi dengan
katarak kongenital akan terlihat bercak putih di depan pupil yang disebut
sebagai leukokoria (pupil berwarna putih). Setiap bayi dengan lekokoria
sebaiknya difikirkan diagnosis bandingan seperti retinoblastoma, endoftalmitis,
fibroplasi retroletal, hiperplastik viterus primer, dan miopia tinggi disamping
katarak sendiri.
Beberapa
macam jenis katarak kongenital :
a.
Katarak lamelar atau zonular
Bila
pada permulaan perkembangan serat lensa normal dan kemudian terjadi gangguan
perkembangan serat lensa. Biasanya perkembangan serat lensa selanjutnya normal kembali
sehingga nyata terlihat adanya gangguan perkembangan serta lensa pada
satu lamel daripada perkembangan lensa tersebut. Katarak lamelar bersifat
herediter yang diturunkan secara dominan dan biasanya bilateral. Tindakan
pengobatan atau pembedahan dilakukan bila fundus okuli tidak tampak pada
pemeriksaan funduskopi.
b.
Katarak polaris posterior
Katarak
polaris posterior ini terjadi akibat arteri hialoid yang menetap (persisten)
pada saat tidak dibutuhakan lagi oleh lensa untuk metabolismenya. Ibu dan bayi
akan melihat adanya leukokoria pada mata tersebut. Pada pemeriksaan akan
terlihat kekeruhan di dataran belakang lensa. Bila dilakukan pemeriksaan
funduskopi akan terlihat serat sisa arteri hialoid yang menghubungkan lensa
bagian belakang dengan papil saraf optik. Adanya arteri hialoid yang menetap
ini dapt dilihat dengan pemeriksaan ultrasonografi. Bila fundus okuli masih
terlihat, maka perlu tindakan bedah pada katarak polar posterior ini karena
tidak akan terjadi ambilopia eksanopsia. Bila fudus okuli tidak tampak, maka
dialakukan tindakan bedah iridektomi optik atau bila mungkin dilakukan
lesenktomi. Ekstrasi linear ataupun disisio lentis merupakan kontra indikasi
karena akan terjadi tarikan arteri hialoid dengan papil yang dapat mengakibatkan
ablasi retina.
c.
Katarak polaris anterior
Katarak
polaris arterior atau piramidalis arterior akibat gangguan perkembangan lensa
pada saat mulai terbentuknya plakoda lensa. Pada saat ibu dengan kehamilan
kurang dari 3 bulan mendapat infeksi virus, maka amnionya akan mengandung
virus. Plakoda lensa akan mendapat infeksi virus hingga rubela masuk ke dalam
vesikel akan menjadi lensa. Gambaran klinis akan terjadi ialah adanya keluhan
ibu karena anaknya mempunyai leukokoria. Pada pemeriksaan subjektif akan
terlihat kekeruhan pada kornea dan terdapatnaya fibrosis di dalam bilik mata
depan yang menghubungkan kekeruhan kornea dengan lensa yang keruh. Kekeruhan
yang terlihat pada lensa terletak di polus anterior lensa dalam bentuk piramid
dengan puncak di dalam bilik mata depan. Kekeruhan lensa pada katarak polar
anterior ini tidak progresif. Pengobatan dilakukan bila kekeruhan mengakibatkan
tidak terlihatnya fundus bayi tersebut. Tindakan bedah yang dilakukan adalah
disisio lentis atau suatu ekstraksi linear.
d.
Katarak sentral
Katarak
sentral merupakan katarak halus yang terlihat pada bagian nukleus embrional.
Katarak ini terdapat 80% orang normal dan tidak menggangu tajam penglihatan.
Pengobatan tidak dilakukan pada katarak sentral karena tidak menggangu tajam
penglihatan dan fundus okuli dapat dilihat dengan mudah.
3.
Katarak traumatic
Katarak
traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma lensa mata, serta robekan
pada kapsul sebagai akibat dari benda tajam. Apabila terjadi lubang yang besar
pada kapsul lensa, maka humor akuosus akan masuk ke dalam lensa dan menyebabkan
penyerapan lensa, serta menyebabkan uveitis.
4.
Katarak juvenil adalah katarak yang terlihat setelah usia 1
tahun dapat terjadi karena:
a.
Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata.
b.
Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat :
Penyakit
lokal pada satu mata,seperti akibat uveitis anterior, glaukoma, ablasi retiana,
miopia tinggi, ftsis bulbi, yang mengenai satu mata.
Penyakit
sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia distrofi,yang mengenai
kedua mata akibat trauma tumpul ataupun tajam
Biasanya
katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
5.
Katarak komplikata
Katarak
komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa faktor fisik
atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata
dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia tinggi, abalasi retina dan glaukoma.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai
kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.
6.
Katarak diabetika
Katarak
diabetika adalah katarak yang disebabkan oleh penyakit diabetes.
2.3 Katarak yang
berkaitan dengan usia
merupakan
jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak
ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular
1.
Nuclear sclerosis.
a.
Katarak terjadi tengah lensa. Pada tahap awal akan ada
perubahan pada fokus cahaya. Untuk sementara waktu anda akan mengalami kemajuan
penglihatan khususnya dalam membaca. Tetapi kemudian penglihatan akan mejadi
menguning dan terbentu noda putih pada lensa. Lebih lanjut lagi daya lihat akan
memburuk dengan penglihatan menjadi coklat. Pada tahap yang parah akan sulit
membedakan warna karena pandangan akan menjadi biru atau ungu.
Cortical.
Cortical.
b.
Katarak ini dimulai dengan terbentuknya noda pada lapisan
luar mata. Proses ini berjalan dengan lambat. Kemudian noda ini dapat menjalar
ke bagian tengah lensa dan mengganggu aliran cahaya ke pusat lensa. Orang
dengan katarak jenis ini akan mengalami silau ketika melihat cahaya.
c.
2.3.3 Posterior Subcapsular.
d.
Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya area buram
dibawah lensa. Katarak ini biasanya terbentuk di belakang lensa yang merupakan
jalan cahaya ke retina mata. Katarak ini sering mempengaruhi kemampuan baca,
mengurangi kemampuan melihat dalam cahaya terang dan menyebabkan silau atau
lingkaran cahaya ketika melihat sinar di malam hari.
E. GEJALA KATARAK
Katarak
biasanya tumbuh secara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit. Pada tahap
awal kondisi ini hanya akan mempengaruhi sebagian kecil bagian dari lensa mata
anda dan mungkin saja tidak akan mempengaruhi pandangan anda. Saat katarak
tumbuh lebih besar maka noda putih akan mulai menutupi lensa mata dan
mengganggu masuknya cahaya ke mata. Pada akhirnya pandangan mata anda akan
kabur dan mengalami distorsi.
Tanda dan gejala katarak antara lain:
Tanda dan gejala katarak antara lain:
- Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap.
- Sulit melihat pada malam hari
- Sensitif pada cahaya
- Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar
- Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas
- Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan tersebut
- Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat
- Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata
F. PENYEBAB
MUNCULNYA PENYAKIT MATA KATARAK
Seiring
usia, fleksibilitas mata mengalami penurunan, begitpula dengan ketebalan dan
kejernihan mata. Lensa terdiri dari air dan serat protein. Dengan bertambahnya
usia, komposisi mata mengalami perubahan dan struktur serat protein mengalami
penurunan. Beberapa serat protein akan menggumpal dan menyebabkan noda pada
lensa mata.
Ada tiga jenis katarak, diantaranya adalah
Ada tiga jenis katarak, diantaranya adalah
A.
NUCHLEAR
Katarak
terjadi tengah lensa. Pada tahap awal akan ada perubahan pada fokus cahaya.
Untuk sementara waktu anda akan mengalami kemajuan penglihatan khususnya dalam
membaca. Tetapi kemudian penglihatan akan mejadi menguning dan terbentu noda
putih pada lensa. Lebih lanjut lagi daya lihat akan memburuk dengan penglihatan
menjadi coklat. Pada tahap yang parah akan sulit membedakan warna karena
pandangan akan menjadi biru atau ungu.
B.
CORTICAL
Katarak ini
dimulai dengan terbentuknya noda pada lapisan luar mata. Proses ini berjalan
dengan lambat. Kemudian noda ini dapat menjalar ke bagian tengah lensa dan
mengganggu aliran cahaya ke pusat lensa. Orang dengan katarak jenis ini akan
mengalami silau ketika melihat cahaya.
C . SUBSCAPSULAR
Katarak jenis
ini dimulai dengan terbentuknya area buram dibawah lensa. Katarak ini biasanya
terbentuk di belakang lensa yang merupakan jalan cahaya ke retina mata. Katarak
ini sering mempengaruhi kemampuan baca, mengurangi kemampuan melihat dalam
cahaya terang dan menyebabkan silau atau lingkaran cahaya ketika melihat sinar
di malam hari.
Ilmuan tidak
mengetahui dengan jelas mengapa usia mempengaruhi perubahan lensa mata. Satu
kemungkinan adalah rusaknya lensa karena molekul yang tidak stabil yang
merupakan radikal bebas. Asap dan terkena sinar ultraviolet adalah dua sumber
radikal bebas tersebut.
Usia bukanlah satu-satunya penyebab mengapa lensa mata mengalami perubahan. Beberapa orang lahir dengan katarak bawaan atau mengalaminya saat masa kanak-kanak. Katarak juga dapat disebabkan sang ibu terkena German measles (rubella) pada saat kehamilan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.
Usia bukanlah satu-satunya penyebab mengapa lensa mata mengalami perubahan. Beberapa orang lahir dengan katarak bawaan atau mengalaminya saat masa kanak-kanak. Katarak juga dapat disebabkan sang ibu terkena German measles (rubella) pada saat kehamilan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.
Penyebab katarak lainnya meliputi
:
1.
Faktor keturunan.
2.
Cacat bawaan sejak lahir.
3.
Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
4.
Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
5.
gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6.
gangguan pertumbuhan,
7.
Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu
yang cukup lama.
8.
Rokok dan Alkohol
9.
Operasi mata sebelumnya.
G. PENYEBARAN
Katarak yang terjadi akibat usia
lanjut bertanggung jawab atas 48% kebutaan yang terjadi di dunia, yang mewakili
18 juta jiwa, menurut WHO. kelayakan bedah katarak di beberapa
negara belum memadahi sehingga katarak tetap menjadi penyebab utama kebutaan.
Bahkan di mana ada layanan bedah yang tersedia, pengelihatan rendah yang
terkait dengan katarak masih dapat dijumpai, sebagai hasil dari lamanya
menunggu untuk operasi dan hambatan untuk dioperasi, seperti biaya, kurangnya
informasi dan masalah transportasi.
Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia
lanjut dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang antara usia 52 sampai 64, 60%
dari orang-orang antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka antara usia 75 dan
85.
H.
PENGOBATAN
Pengobatan secara Medis
Obat Katarak,- Untuk anda yang sedang mencari obat herbal untuk
penyakit katarak yang ampu, aman tanpa efek samping. Anda jangan usah pergi
jauh-jauh untuk mencari obatnya karena anda telah berada di posisi yang tepat.
Disini kami akan memberikan pengobatan herbal alami untuk mengobati penyakit
katarak adalah dengan obat herbal Ace Maxs, Ace Maxs mampu mengobati penyakit
katarak dengan cepat aman tanpa efek samping yang membahayakan tubuh, karena
obat herbal Ace Maxs ini terbuat dari ekstra kulit manggis dan daun sirsak yang
mengandung khasiat yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit salah satunya
penyakit katarak.
Secara medis untuk mengobati katarak adalah dengan
operasi dengan cara lapisan mata diangkat dan diganti dengan lensa mata yang
baru ( buatan / lensa intraokuler ). Namun operasi tersebut tidak menjamin 100
% sembuh. Adapula operasi dengan menggunakan sinar laser. Semua cara pengobatan
atau langkah dengan operasi semua bergantung pada kemampuan ekonomi pasien itu
sendiri, karena operasi mata katarak ini membutuhkan biaya yang cukup banyak
dan mahal.
Biaya yang dibutuhkan untuk sekali melakukan operasi mata
katarak saat ini adalah Rp. 5.000.000 untuk 1 mata, jika di tahun sebelumnya
sebesar Rp. 3.750.000 dan ditambah dengan biaya pembelian obat yang harus diminum
rutin serta pemeriksaan kembali pasca operasi, tentunya hal ini menjadi
pertimbangan yang cukup berat bagi penderita katarak yang tidak mampu melakukan
pengobatan terbaik. Tak ayal di Indonesia penderita katarak semakin meningkat
sekitar 240.000 jiwa per tahunnya, salah satunya faktor biaya tersebut serta
perawatan ekstra yang juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu pasien yang telah melakukan operasi mata
katarak, harus menggunakan kacamata pelindung mata diganti dengan menggunakan
kacamata hitam dari plastik setelah 2-3 selesai operasi, kacamata tersebut
dikenakan ketika anda hendak tidur. Masa perawatan untuk pemulihan kembali mata
pasca operasi membutuhkan waktu paling lama 1 – 1,5 bulan dan paling singkat
adalah 1 minggu. Namun semua itu tergantung pada kondisi katarak dan jenis
operasi yang dilakukan, tentunya semua itu dibutuhkan kedisplinan dan kesabaran
dalam masa perawatan jika ingin mendapatkan hasil yang diinginkan.
Langkah Pengobatan
Banyak langkah pengobatan yang bisa kita ambil untuk
mengatasi masalah ini dan mengembalikan indera penglihatan kita, salah satu
yang paling populer adalah dengan melakukan pembedahan.
Selain pembedahan, ada beberapa hal yang dapat membantu
meringankan katarak. Hal tersebut diantaranya sebagai berikut :
- Menggunakan kacamata hitam
- Mengenakan lensa pembesar
- Sistem pencahayaan yang lebih baik
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa, akueus atau
vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem saraf atau
penglihatan ke retina atau jalan optik.
2.
Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor
pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
3.
Pengukuran tonografi : mengkaji intraorkuler (TIO) (NORMAL 12-25 mm Hg).
Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka atau sudut tertutup glaukoma.
Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka atau sudut tertutup glaukoma.
4.
Test provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
5.
Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atropi lepeng optik, papiledema, pendarahan retina,dan mikroaneurisme. Dilatasi
dan pemeriksaan belahan-lampu memastikan diagnosa katarak.
6.
Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukan anemia sistemik/
infeksi.
EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan arterosklerosis, PAK.
EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan arterosklerosis, PAK.
7.
Test toleransi glaukosa/ FBS : menentukan adanya/kontrol diabetes.
I.
PENATALAKSANAAN
Gejala-gejala
yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata
yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan
operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata,
tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak
perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak
dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan
penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea
(disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1. Iris : cincin berwarna
yang melingkari pupil yang berwarna hitam
2. Badan silier : otot-otot
yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata bisa fokus pada objek
dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus pada objek jauh
3. Koroid : lapisan mata
bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf optikus di bagian
belakang mata.
Sebagian
atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas pada iris
disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga operasi
katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau
atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)
Indikasi
dilakukannya operasi katarak :
1. Indikasi sosial: jika
pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan rutinitas pekerjaan
2. Indikasi medis: bila ada
komplikasi seperti glaucoma
3. Indikasi optik: jika
dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m didapatkan hasil
visus 3/60
J.
JENIS-JENIS OPERASI
Ada
beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1.
ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
Yaitu
dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun 1960 hanya
itulah teknik operasi yg tersedia.
2.
ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari
2 macam yakni :
a. Standar ECCE
atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara
manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar
sehingga penyembuhan lebih lama.
b. Fekoemulsifikasi
(Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana
menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material
nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini
dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti
nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap.
Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7 mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan
(Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang
telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah
katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu
pemulihan yang lebih cepat.
Pascaoperasi
pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru
dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh.
Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat
dengan metode fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka
pasien akan membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak
dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokular
multifokal. Lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap
pengembangan
Apabila
tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah mata
lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi, yaitu mencapai
95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat jarang terjadi.
Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada mata orang yang pernah
menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu perlu terapi laser
untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan dapat kembali menjadi
jelas.
K. PENCEGAHAN
Perawat sebagai
anggota penting tim perawatan kesehatan, dan sebagai pendidik dan
praktiksi kebiasaan kesehatan yang baik, dapat memberikan pendidikan dalam hal
asuhan mata, keamanan mata, dan pencegahan penyakit mata. Perawat dapat
mencegah membantu orang belajar bagaimana mencegah kontaminasi silang
atau penyebaran penyakit infeksi kepada orang lain melalui praktek higiene yang
baik. Perawat dapat mendorong pasien melakukan pemeriksaan berkala dan dapat
merekomendasikan cara mencegah cedera mata.
Kapan
dan seringnya mata seseorang harus diperiksa tergantung pada usia pasien,
faktor resiko terhadap penyakit dan gejala orkuler. Orang yang mengalami gejala
orkuler harus segera menjalani pemeriksaan mata. Mereka yang tidak mengalami
gejala tetapi yang berisiko mengalami penyakit mata orkuler harus menjalani
pemeriksaan mata berkala. Pasien yang menggunakan obat yang dapat mempengaruhi
mata, seperti kortekosteroid, hidrokksikloroquin sulfat, tioridasin HCI, atau
amiodarone, harus diperiksa secara teratur. Yang lainya harus menjalani
evaluasi glaukoma rutin pada usia 35 dan reevaluasi berkala setiap 2 sampai 5
tahun.
Langkah pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari gangguan pada mata ini
meliputi penggunaan kacamata yang dapat melindungi lensa dari paparan sinar matahari
dan menghindari semua hal yang dapat meningkatkan resiko kita terhadap katarak.
Obat katarak dari Ace Maxs yang terbuat dari bahan dasar
kulit manggis dan daun sirsak dapat membantu memulihkan penglihatan penderita
katarak secara herbal. Dengan mengkonsumsi obat herbal Ace Maxs penglihatan
penderita katarak akan berangsur dengan baik. Hal ini dikarenakan berkat
kandungan yang terdapat dalam obat katarak dari Ace Maxs. Kandungan tersebut
adalah Xanthone. Xanthone berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang masuk
atau di produksi dalam tubuh, mencegah penuaan organ tubuh, mencegah kebutaan,
dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
L. KOMPLIKASI
Ambliopia
sensori, penyulit yang terjadi berupa : visus tidak akan mencapai 5/5.
Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus dan bila katarak dibiarkan
maka akan mengganggu penglihatan dan akan menimbulkan komplikasi berupa glukoma
dan uveitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar