Rabu, 14 Agustus 2013

Melawan Warna Kanker



PENGANTAR

Hidup selalu menawarkan pilihan…
Tersenyum atau marah…
Memaafkan atau membalas…
Mencintai atau membenci…
Bersyukur atau mengeluh…
Berharap atau putus asa…
Tidak ada pilihan yang tanpa konsekuensi…
Namun, Tuhan selalu memberi yang terbaik…
Rencana kita boleh indah… tapi rencana Tuhan lah yang terindah
Hidup kita mungkin baik-baik saja sebelum ada kata kanker,
tapi hidup dengan kanker itu lebih sempurna.

          Kekuatan tangan kita mungkin sanggup membawa kita menjadi orang yang hebat. Tetapi hanya bersama rencana-Nya , kita bisa menjadi luar biasa saat melawan penyakit tersebut. Tuhan bukan hanya mencukupi apa yang kita perlukan, tapi memberi dengan berkelimpahan. Didalam sakit, kita semakin menghargai hidup sekaligus kembali mendekati pada Sang Pencipta.
                                                                                          Jakarta, 20 Oktober 2011
                                                                                         Ir. Shahnaz Haque Ramadhan



Tawa riangmu hari itu masih bisa ku ingat dengan jelas, lambaian indah tanganmu pun masih bisa aku rasa. Hari itu kau begitu bahagia, seakan semua indah hadir dalam dirimu, menutup semua duka yang pernah hinggap dalam hatimu selama ini. Jauh suaramu sudah terdengar riang memecah keheningan yang sedang menggantung dalam hatiku. Tapi ternyata itu adalah tanda akan datangnya duka yang mendalam yang tidak sanggup aku lupa sampai saat ini.
Seperti biasa, hari demi hari dijalani oleh Jingga Clarafika Nufhika dan Biru Ananda, sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain. Hubungan mereka berjalan lancar, seperti air deras yang mengalir dengan sendirinya. Namun beda dengan hari itu bagi anak muda berumur 17 tahun, yang masih perkenalan menuju dewasa. Sebut saja namanya Jingga, dia sekolah di salah satu sekolah Swasta Internasional di daerah Jakarta Selatan. Jingga anak yang pandai, pintar, dan baik kepada sesama, dimana apabila orang lain memerlukannya dia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk orang lain.
          Jingga punya sahabat namanya  Zezha Faulani atau sering dipanggil Zezha, Jingga dan Zezha sahabatan sejak mereka masih duduk dibangku SMP dan sekarang mereka duduk dibangku SMA kelas 3. Dimana mereka pada waktunya dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian, dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, Zezha ingin menjadi seorang dosen dan Jingga ingin menjadi seorang dokter ahli bedah. Oh iya Biru, Biru itu pacar Jingga sejak SMA kelas 1 mereka pacaran hampir 3 tahun, mereka bisa mengatasi salah paham, atau apabila diantara mereka ada yang salah, mereka pasti saling menegur.
          Seseorang yang sering buat Jingga bahagia yaitu Biru dan Zezha, tapi sayang, Zezha waktu itu, divonis dokter menderita penyakit kanker stadium 1 yaitu gagal Ginjal. Biru dan jingga syok, apalagi zezha dia gak mau bicara dengan siapapun, karena dia takut untuk mengucapkan kata-kata yang buat orang lain marah. Entah apa sebabnya kenapa Zezha divonis penyakit tersebut. Sampai suatu ketika Zezha mau bicara kepada Biru dan Jingga, namun ucapan-ucapan yang dilontarkan Zezha kepada biru dan jingga membuat mereka saling berjauhan. Zezha bilang “aku suka sama biru Jingga.. aku gak mau kehilangan biru dari kehidupan dan saat-saat terakhir aku, aku ingin biru ada disamping aku untuk selamanya. Aku mohon kamu mau ya ngorbanin biru buat aku ? ucap dari Zezha pada Jingga yang tepat berada disamping Biru.”
          “Jingga yang merasa sangat menyayangi Biru begitu takut untuk melepaskan, karena orang yang sangat disayangi akan pergi demi orang lain, yaitu Zha sahabatnya sendiri.” “Bagaimana dengan ku ? aku bimbang aku takut, apa mungkin aku akan kehilangan salah satu dari mereka, aku tak bisa, aku tak bisa !!!”
          Esok hari, jingga masuk kesekolah dengan merasa berbeda, karena dihari itu Jingga tidak ada melihat Biru disekolah, Jingga sempat khawatir “kenapa Biru absen kesekolah, apa mungkin dia sakit, telat bangun, atau Biru pergi ?” hati Jingga sudah tak karuan memikirkan Biru, kemana dia tidak ada kabar sepulang  kemarin dari rumah sakit menjenguk Zha. Setelah itu, Sepulang sekolah Jingga langsung menjenguk Zha dirumah sakit, sambil membawa buah dengan yakin nya Jingga menuju kamar inap Zha, tetapi sayang sesampai Jingga diruang inap Zha, Jingga melihat Biru dengan zha berdua di kamar inap tersebut, Jingga yang awalnya yakin membawa buah untuk Zha, kini mulai lemah ketika melihat Biru dan Zha bermesraan sambil Biru menyuapi Zha makan, ucap Jingga, “selama pacaran denganku Biru tidak pernah seperhatian itu kepadaku, tapi kenapa dengan Zha Biru lebih bahagia ? dia rela absen sekolah demi jagain Zha, padahal Zha bukan siapa-siapanya ! Biruuu,,, apaa kamuuu ???”
          Jingga berjalan pelan menghampiri mereka, jingga mulai berucap, “selamat siangggg,,” dengan wajah riangnya sambil menutupi rasa sakit yang mendalam, “Siangggg Jinggaa,” ucap Zha, wajah Biru merah seketika melihat Jingga ada didekatnya tanpa sepengetahuan awalnya, “Jingga, kamu ngapain disini” tutur Biru. “Lo, kok nanya aku, harusnya aku dong yang nanya kamu, kenapa kamu yang ada disini ?” “ohhhh…Biru hari ini seharian jaga aku disini, bahkan tadi malam dia jagain aku, sampai gak pulang sampai sekarang Cuma mau nemenin aku disini” lontar Zezha. “Hah ? jadi Biru dari tadi malam disini, gak pulang sama sekali, bahkan kasih kabar sedikitpun ke aku, kalo kamu jagain Zha” Ucap Jingga. “Maafin aku Jingga aku lupa bilang sama kamu, maaf yaa J ucapkan Biru.” “Hah segampang itu kamu bilang maaf ke aku, aku khawatir kenapa kamu gak masuk sekolah, rasa itu terus membayangi aku, aku takut kamu kenapa-kenapa, tapi kamu dengan gampangnya bilang kalo kamu lupaa.. tega kamu, kamu tegaa !!!” “baik sekarang aku minta kita bicara berdua, ada yang mau aku bicarain dengan kamu” kata Jingga.
          “Biru, aku boleh Tanya sama kamu ?” ucap Jingga. “Boleh” kata Biru “ada apa ?” “kenapa kamu sekarang lebih berubah, kamu sering gak ngasih kabar sama aku, kamu lebih utamain Zha dibanding aku, apa kamu udah gak ada perasaan lagi dengan aku, atau kamu udah jatuh cinta sama Zha” kata Jingga. “Maaf kan aku, iya, Iya, aku memang lebih suka dengan Zha karena menurut aku dia lebih baik buat aku, biarpun dia tidak sempurna, dengan adanya aku mungkin dia akan sempurna” lontarnya Biru. Jingga menyahut, “Kamu yakin dengan ucapan mu itu ?” “aku sudah berfikir matang untuk memilih, dan aku yakin aku gak akan nyesel udah ambil keputusan ini” Ucapnya Biru. “Kamu yakin ? Baik, oke, aku mau ko ngalah demi zha, aku gak mau orang yang aku sayang bakalan pergi menjadi seseorang yang penasaran sama orang yang disukainya, jadi aku gak bakalan lagi kok gangguin kalian berdua, dan semoga hubungan kalian berjalan dengan lancar, langgeng, dan berjalan kejenjang yang lebih lagi, tapi satu yang aku mohon jangan pernah kamu nyesel dengan ucapan mu itu, aku pergi, masih banyak tugas yang perlu aku selesain terutama pengambilan surat pemindahan sekolahku.. terima kasih sudah buat aku senang selama ini,” ucap Jingga sambil meneteskan air mata.
          Biru yang merasa yakin dengan keputusan nya, langsung bicara dengan Zezha, kalau dia sudah putus dengan Jingga, dia juga bilang kalo Jingga akan pindah sekolah. Dan dengan terkejutnya, Zha langsung menanggapi dengan bahagianya, apa? “Kamu yang bener? Jingga udah pindah sekolah ? wahhh asikk dongg” ( sambil berlari-lari didalam ruang sakitnya ). Biru bingung, “lo kok kamu seneng sih Jingga pindah sekolah.” Ucap Zha, “yaa seneng ajaa, akhirnya udah gak ada lagi penggangu dalam hidup aku.” “Maksud kamu” kata Biru. “Aku benci dia udah lamaaa bangett,, karena apa, karena dia itu ambil kamu dari aku, aku itu suka sama kamu udah dari SMP, tapi nyatanya waktu itu kamu malah sukanya sama Jingga, tentu dong aku sakit banget, makanya aku jadiin dia sahabat buat aku yaaaa. Biar bisa deket sama kamuu…… kamu mau kan jadi pacar aku, jadi pendamping aku selama akhir-akir hidup aku ini ?” “husss kamu kenapa bilang begitu gak boleh, aku mau ko jadi pacar kamu, ohiya tapi ada syaratnya looo..” kata biru,,.. “apaa syaratnya, kok pake syarat-syarat sih cintanyaa L” kata Zha.. “syaratnya kamu gak boleh nyerah melawan penyakit kamu, kamu mau kan.” Ucap Biru. “Yahhh kalo itu sih gampang kalo kamu ada disamping aku, aku pasti gak bakalan inget-inget masalah penyakit dehhh” tutur Zha.. (mereka begitu senangnya dengan menyatukan perasaan, sedangkan Jingga, dia harus mengalah demi orang-orang yang disayanginya agar bahagia, padahal dia sangat terluka).
          “Jingga apa kamu yakin pindah dari sekolah ini ?” Tanya kepala sekolah Jingga, “iya pak saya yakin, ini sudah keputusan saya, saya akan melanjutkan sekolah saya ke Bandung” Jawab Jingga. “Apa ada alasan lain yang membuat kamu mengundurkan diri dari sekolah ini,” Tanya kepala sekolah sekali lagi. “Tidak ada, saya hanya ingin temenin nenek saya yang ada dibandung, sekalian saya mau ngumpul sama kaka saya yang sekolah disana pak,” jawab jingga lagi. Kata kepala sekolah “baik, bapak bisa maklumi itu, ini surat pindah kamu, semoga kamu bersekolah disana bisa menjadi lebih baik, dan tuntut ilmu kamu setingi-tingginya Jingga, kamu sangat berjasa disekolah ini, bapak turut berterima kasih. “ “Iya pak sama-sama, saya juga berterima kasih sama bapak, kalau saya ada salah khilaf mohon dimaafkan pak, nanti dilain waktu saya pasti datang lagi kesekolah ini untuk menengok guru-guru yang sudah buat saya sampai seperti ini sekali lagi terima kasih ya pak…”
          Dalam perjalanan kedepan sekolah Jingga bertemu Zha dan Biru yang sedang beeduaan ditaman, yaa, dengan yakin nya jingga bilang kalo dia akan segera pindah ke Bandung, dan dia minta doa agar dia selamat tujuan, tapi apa jawab dari Zha, “oh gitu ya, iya hati-hati, yukk sayang kita pergi, aku gak nafsu lama-lama ada ditaman ini” ucap Zha dengan Biru, Biru yang meninggal mata, sampai tertengok-tengok melihat wajah jingga yang marut, ikut berduka atas pindahnya Jingga kesekolah barunya.
          Tapiii.. dibalik dia pergi kebandung bukan untuk menuntut ilmu tapi dia kebandung untuk berobat atas penyakit nya, Jingga terserang penyakit leukemia (kanker darah) stadium akhir. Sebenarnya Dalam penyakitnya hanya ayah ibu dan kakaknya yang mengetahui masalah ini, Biru dan Zha tidak tau, Jingga sengaja merahasiakan semuanya dari mereka, karena Jingga takut mereka akan tinggalin Jingga sendiri, dan kenapa pula Jingga mau mengalah untuk melepaskan Biru untuk Zha, karena Jingga tau yang lebih dulu menghadap maut adalah dia, untuk itu  Jingga mengalah, agar Biru bisa sedikit demi sedikit menaruh cinta dengan Zha. Jingga merasa hidupnya udah tidak lama lagi, minggu depan badan nya akan bersentuhan dengan Bedah, dan kata Jingga itu sakit bangett, karena ini kali ketiganya dia operasi, dulu waktu Jingga operasi pertama dan kedua Jingga ijin disekolah karena mau keluar kota, padahal Jingga melawan maut, demi hidupnya, betapa lembutnya hati Jingga mengalah demi orang lain padahal dirinya lebih sakit dari seseorang itu, Jingga lebih memerlukan Biru dari pada Zha, Biru harusnya memilih Jingga yang sudah lelah melawan maut demi bisa menjaga hati buat Biru, harusnya Biru menyoport Jingga lebih dulu dari pada Zha, tapi apaa, Jingga menjawab dihati, “aku gak mau Zha sepertiku, aku gak mau Zha sampai tersentuh bahan bedah itu sakit, aku gak mau lihat orang yang aku sangat sayangi merasakan yang terlalu sakit, cukup aku yang merasakan, cukup aku yang menderita,” jawab Jingga.
          Hari operasi telah tiba, sebelum operasi Jingga bertitip surat untuk Biru, yang dibuatnya 3 hari yang lalu, surat itu dititipkan lewat ibunya, dan Jingga minta “sampaikan surat itu kepada biru, dan satu lagi, aku mau meminta maaf kepada orang-orang yang pernah dekat dengan ku,, saat aku ada salah yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.”
          Seperempat, separuh, hingga seluruh badan jingga sudah menghadap dengan ruang operasi, bahan2 bedah mulai menyentuh kebadan Jingga, dan itu Jingga pasti menjerit kesakitan, namun sayang dan sangat disayangkan akhirnya Jingga tidak bisa melawan mautnya, jingga pergi untuk selamanya, orang yang selama ini sangat berwibawa, sangat baik, bijaksana, murah hati, berkorban demi orang-orang yang disampingnya, akhirnya dia pergi, jingga pergi, pergi untuk selamanya.
Pesanku : “Jangan pernah meninggalkan orang yang kamu sayang demi orang yang kamu suka, karena suatu saat nanti orang yang kamu suka akan pergi meninggalkanmu demi orang yang dia sayang.”

2 komentar:

Recreat Look Electrically Elegant

Hallo semuanya kali ini aku recreat makeup look Electrically Elegant By Wardah, kali ini aku fokuskan dibagian mata yaa. Eyeshadow yang aku ...